pengertian slump test
Mutu, ReadyMix

Pengertian Slump Test Beton dan Cara Pengerjaan nya

Slump test adalah salah satu metode uji laboratorium yang digunakan untuk mengukur konsistensi beton segar. Konsistensi beton segar adalah kemampuan beton untuk mengalir atau menyesuaikan diri dengan bentuk cetakan tanpa mengurangi kekuatan dan kualitasnya. Konsistensi beton segar dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kadar air, bahan pengikat, bahan tambahan, dan suhu lingkungan.

Slump test dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut slump cone atau cetakan kerucut terbalik yang terbuat dari logam. Slump cone memiliki diameter bawah 20 cm, diameter atas 10 cm, dan tinggi 30 cm. Slump cone ditempatkan di atas papan datar yang keras dan licin, kemudian diisi dengan beton segar dalam tiga lapisan yang masing-masing dipadatkan dengan 25 kali tusukan batang besi. Setelah slump cone terisi penuh, permukaan atas beton diratakan dengan pisau kayu atau logam, kemudian slump cone diangkat secara perlahan dan vertikal. Beton yang keluar dari slump cone akan mengalami penurunan atau slump yang diukur dengan penggaris dari permukaan atas beton ke papan datar.

Slump test dapat memberikan informasi tentang sifat-sifat beton segar seperti workability, homogenitas, dan stabilitas. Workability adalah kemudahan dalam menempatkan, menyebar, dan memadatkan beton tanpa memisahkan bahan-bahannya. Homogenitas adalah keseragaman dalam komposisi dan tekstur beton. Stabilitas adalah kemampuan beton untuk mempertahankan bentuk dan volume tanpa mengeluarkan air atau agregat halus ke permukaan.

Berdasarkan hasil pengukuran slump test, beton segar dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu:

– Beton kaku (slump 0-25 mm): Beton ini sulit untuk dikerjakan dan membutuhkan banyak energi untuk memadatkannya. Beton ini cocok untuk struktur yang membutuhkan kekuatan tinggi dan ketahanan terhadap tekanan air.
– Beton sedang (slump 25-50 mm): Beton ini mudah untuk dikerjakan dan memadatkan dengan sedikit energi. Beton ini cocok untuk struktur yang membutuhkan kekuatan sedang dan ketahanan terhadap retak.
– Beton lunak (slump 50-100 mm): Beton ini sangat mudah untuk dikerjakan dan memadatkan dengan energi rendah. Beton ini cocok untuk struktur yang membutuhkan kekuatan rendah dan ketahanan terhadap geser.
– Beton sangat lunak (slump 100-150 mm): Beton ini sangat mudah untuk mengalir dan menyesuaikan diri dengan bentuk cetakan. Beton ini cocok untuk struktur yang membutuhkan kehalusan permukaan dan penyebaran yang merata.
– Beton cair (slump > 150 mm): Beton ini sangat cair dan sulit untuk dikendalikan. Beton ini tidak cocok untuk struktur yang membutuhkan kekuatan dan stabilitas.

Slump test adalah metode uji yang sederhana, cepat, dan murah untuk mengetahui konsistensi beton segar. Namun, slump test tidak dapat memberikan informasi tentang sifat-sifat lainnya seperti berat jenis, udara terperangkap, waktu mulai mengeras, dan kekuatan tekan. Oleh karena itu, slump test harus dilakukan bersamaan dengan metode uji lainnya yang sesuai dengan standar dan spesifikasi yang berlaku.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *